Sejak dilaporkannya kasus cacar monyet di Inggris pada awal Mei 2022, kasus cacar monyet terus menjadi perhatian. Pasalnya, kasus cacar monyet umumnya diawali dengan riwayat bepergian ke daerah endemik di Afrika Barat dan Tengah. Namun, laporan kasus cacar monyet di Inggris tersebut tidak disertai riwayat bepergian dan kontak langsung dengan pasien cacar monyet.

Peningkatan Status Cacar Monyet Menjadi Darurat Kesehatan Global

Sejak laporan kasus cacar monyet di Inggris, laporan kasus cacar monyet di negara lain terus meningkat. Berdasarkan rilisan WHO pada 27 Juni 2022, kasus cacar monyet telah mencapai angka 3413 kasus.

Sedangkan menurut CDC per 22 Juli 2022, tercatat kasus cacar monyet mencapai angka 16.836 kasus di 74 negara. Dari 74 negara tersebut 6 di antaranya memiliki riwayat kasus cacar monyet sedangkan 68 negara lainnya tidak memiliki riwayat kasus cacar monyet.

Peningkatan kasus yang cukup cepat dan meluasnya negara yang terinfeksi cacar monyet menyebabkan WHO menyatakan status cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Sebelumnya, pertemuan International Health Regulations (2005) (IHR) Emergency Committee pada Juni 2022 mencatatkan bahwa cacar monyet belum dianggap sebagai darurat kesehatan global meskipun telah menginfeksi hingga 50 negara.

Baru pada 23 Juli 2022, WHO akhirnya menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Merebaknya kasus cacar monyet hingga mendekati 17 ribu kasus di 74 negara membuat WHO meningkatkan statusnya menjadi darurat kesehatan global.

Sebelumnya, WHO terakhir kali menetapkan sebuah penyakit menjadi darurat kesehatan global adalah ketika merebaknya virus Covid-19 yang berawal dari Wuhan, Tiongkok.

Waspada Kelompok Rentan Penyebaran Cacar Monyet

Menurut data CDC, episentrum kasus cacar monyet berada di wilayah Eropa dengan catatan kasus tertinggi di Spanyol mencapai 3.125 kasus. Diikuti dengan Amerika Serikat yang mencatat 2.890 kasus, Jerman 2.268 kasus, Inggris 2.208 kasus dan Perancis 1.567 kasus. Total kasus kematian akibat cacar monyet sejumlah 5 kasus dan semuanya berada di Afrika.

Sedangkan untuk di sekitar Indonesia, negara dengan kasus tertinggi adalah Australia yang mencatat 42 kasus, Singapura 6 kasus dan Thailand 2 kasus.

Menurut WHO, kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular cacar monyet adalah pada laki-laki yang melakukan aktifitas seksual sesama jenis dan biseksual. Meskipun cacar monyet bukan termasuk penyakit infeksi menular seksual namun virus ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan lenting atau luka di kulit, percikan air saat bersin termasuk ketika berhubungan seksual.

Vaksinasi untuk Cacar Monyet

Berbeda dengan virus Covid-19 yang merupakan penyakit baru, cacar monyet merupakan penyakit yang sudah dikenal sejak tahun 1970 dan kini sudah tersedia vaksin untuk meredakan gejala cacar monyet. Dilansir CDC, saat ini ada dua jenis vaksin cacar yang bisa digunakan untuk mengatasi cacar monyet yaitu vaksin JYENNEOS yang dikenal sebagai Imvamune atau Imvanex dan ACAM2000 yang biasa digunakan untuk mengatasi smallpox.

Namun untuk saat ini ketersediaan vaksin JYENNEOS di beberapa negara termasuk Amerika Serikat masih terbatas sehingga butuh waktu untuk pendistribusiannya. Sedangkan ACAM2000 tersedia dalam jumlah yang cukup namun vaksin ini tidak dianjurkan penggunaannya pada orang dengan masalah kesehatan termasuk orang dengan dermatitis atopik, eczema dan ibu hamil.

Meskipun seseorang telah mendapatkan vaksin dosis lengkap, namun CDC tetap mengimbau Anda untuk melindungi diri dari infeksi dengan menghindari kontak langsung dengan seseorang yang terpapar virus cacar monyet.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!